Satgas Penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa Terganggu (ODGJT) Kota Probolinggo melaksanakan pencarian terhadap ODGJT di seputaran Kota Probolinggo (21/02/18). Satgas tersebut terdiri dari petugas Polresta Probolinggo, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Sat Pol PP dan Poli Jiwa RSUD Dr. Moch Saleh serta Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Probolinggo.
Dari halaman Mapolresta, Satgas tersebut langsung menuju Pelabuhan Perikanan Mayangan yang diduga terdapat beberapa orang dengan gangguan kejiwaan. Di tempati ini, petugas menyisir lokasi dan berhasil menemukan seorang ODGJT. Petugas yang mendekati kemudian membujuknya dan membawanya ke Truk Polisi. Meski menolak, petugas tetap membawanya.
Lepas dari itu, petugas kemudian bertolak ke Flora, perempatan jalan DR. Soetomo dan jalan Jenderal Ahmad Yani. Di bawah sebuah pohon, petugas menghampiri seorang wanita tunawisma. Wanita ODGJT itu, mengaku hamil saat ditanya oleh petugas. Selain itu, ia ingin membeli sebuah telepon seluler. Dengan iming-iming dibelikan telepon seluler, wanita itu akhirnya mau mengikuti petugas untuk naik ke mobil patroli.
Selanjutnya, petugas bergerak ke jalan Panglima Sudirman, jalan Cokro, jalan Mastrip, jalan DR. Hamka. Bahkan petugas sempat menyisir wilayah Kelurahan Pohsangit dan Sumber Wetan. Kemudian razia itu berakhir di sekitar Terminal Bayuangga di jalan Bromo. Total ada 8 (delapan) ODGJT yang diamankan, yakni 7 pria dan 1 wanita.
Kapolresta Probolinggo AKBP. Alfian Nurrizal menuturkan pencarian ODGJT itu dilakukan seiring dengan merebaknya sejumlah kasus penyerangan ke simbol agama yang pelakunya orang gila. Sehingga kegiatan itu diharapkan mampu meredam fenomena yang meresahkan masyarakat tersebut.
“Nanti kita lakukan identifikasi terhadap mereka yang mengalami gangguan jiwa ini akan dilakukan penanganan secara komprehensis dan penyembuhan secara sistemis. Dimana satgas akan merekomendasi atau melakukan visum untuk gangguan jiwanya. Nantinya kita akan melakukan penyembuhan di rumah sakit jiwa di Lawang,” ujar Kapolres.
Sementara itu, Ketua MUI Kota Probolinggo KH. Nizar Irsyad, menghimbau kepada warga dan ulama untuk tidak resah dengan isu teror yang berkembang. Meski begitu, ia berharap teror yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia itu tak menular di Kota Probolinggo. “Para ulama dan habaib, kami harapkan untuk tidak resah. MUI dan Polres sudah bekerjasama terkait pengamanan. Kami percaya pihak polisi akan bekerja secara profesional, untuk mencegah terjadinya keresahan di masyarakat,” ujar Nizar.